KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, GHOUTSU HADZAZ ZAMAN

KANJENG ROMO KH.  ABDUL LATIF  MADJID  RA, GHOUTSU HADZAZ ZAMAN, SANG PUTRA KINASIH,  PUTRA "NADZAR" DAN SANG PUTRA MAHKOTA, YANG KINI   MENJADI "RAJA" DI KERAJAAN/PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI.
  

KISAH  NYATA  dan PETUAH INSPIRATIF  yang Perlu Kita Tafakur (berfikir), Tadabur (merenungkan) Dan Muhasabah  (melakukan perhitungan) Bersama dan Perlu  Kita Ambil  Pelajaran, Pendidikan serta Mutiara Hikmahnya KISAH yg Terkandung Didalamnya.

Sebagai seorang Kyai pemangku Pondok Pesantren yg mashur dan terkenal di Jawa, Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra Al-Ghouts Fii Zamanihi amat sangat mendambakan hadirnya seorang anak lelaki sebagai generasi penerus, sebagai penggantinya kelak dan sang putra mahkota Ponpes Kedunglo, setelah empat anugerah anak perempuan sebelumnya.

Karenanya, ketika Mbah Nyai Shofiyyah Ra sedang mengandung putra kelimanya, Mbah Yahi Abdul Madjid Qs wa Ra dan Mbah Nyai Ra semakin mendekatkan diri kepada Alloh SWT riyadhoh mati-matian, dengan sungguh-sungguh memohon agar bayi kelimanya nanti lahir seorang laki-laki yang cerdas, handal dan mumpuni serta mampu memimpin ummat.

Mbah Nyai Madjid Ra meski dalam kondisi mengandung, Beliau tak putus-putusnya "MERES MOTO MLINTIR USUS" banyak melek/jaga waktu malam hari dan  berpuasa selama 9 bulan pada siang harinya , meriayadhoi anak yang lagi dikandungnya. Bahkan Mbah Nyai Ra sampai mengucap nadzar :

"KALAU ANAK YANG KUKANDUNG INI LELAKI, MAKA SETIAP HARI KELAHIRANNYA AKAN AKU BUATKAN KETAN KUNING TUK SYUKURAN DAN SELAMETAN".

Riyadhoh dan permohonan yang mempeng dan bersungguh-sungguh sepenuh jiwa raga yanga amat lama dan melelahkan tersebut akhirnya membuahkan hasil manis, benar-benar diijabah Alloh SWT.

Maka  pada hari  JUM'AT PAHING  tepatnya tanggal 15 AGUSTUS 1952, 2 hari sebelum Peringatan Kemerdekaan RI ke 7, tgl 17 Agustus 1952  sang jabang bayi lelaki yang amat sangat dinanti-nantikan,  juga sangat dirindukan yg luar biasa itu lahir ke dunia. YANG KELAK BAYI YANG BARU LAHIR TERSEBUT MENJADI "RAJA" DI PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI.

Mbah Yahi Abdul Madjid Ma'roef Qs wa Ra ramandanya menamai putra "KINASIH" lelaki pertamanya dengan nama "ALI FIKRI",
yang arti menurut bahasa sbb. : 

ALI = mulia, Terhebat, tertinggi, teragung , Maha besar, Pelayan, mengangkat, menaikkan, Tinggi, Putra yang terpuji..
DAN  FIKRI = Bijak, pandai, pemikir ULUNG.

ALI FIKRI  = Putra yang terpuji, mulia, bijak, pandai, PEMIKIR ULUNG.

Namun kakek si bayi  tersebut yakni Hadlrotusy- Syeh Mbah KH. Mohammad Ma'roef Ra Pendiri Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh kurang setuju dengan nama pemberian Bapaknya. Kemudian Mbah Yahi Ma'roef Ra  memberi nama  bayi yg tampan tersebut dengan nama "ABDUL LATIF",  yang arti menurut bahasa sbb. :

ABDUL  =  bentuk pendek dari Abdullah,
Penolong, Pelayan, Hamba ALLAH

DAN LATIF  =  Lembut, cantik, Ramah dan lembut, baik hati, jantan, menyenangkan, Unik, cantik, , baik, pemberani, (bentuk lain dari Lathief, Latifa).

ABDUL LATIF =  Hamba Alloh yg lembut, cantik, ramah, baik hati, unik, menyenangkan, dan pemberani.

Konon, saking gembira, bahagia dan cintanya kepada putra "KINASIH" lelaki pertamanya ini, Mbah Nyai Madjid Ra hampir tak pernah lepas dan  pisah sedetikpun dengan bayinya,  kapanpun dan dimanapun selalu bersamanya.  Kapanpun dan dimanapun Beliau Mbah Nyai Ra pergi, GUS ABDUL LATIF selalu dekat dan ada di gendongannya.

Ketika itu, Mbah Yahi Qs wa Ra dan Mbah Nyai Ra  sering kali kepala Gus Abdul Latif Madjid  dibelai, ditiup dan diusapnya dengan penuh cinta kasih  dan penuh kasih sayang setelah  dibacakan do'a dan asma'-asma'.

Menurut penuturan salah satu keluarga Ndalem Ning Tutik Indiyah Madjid dan lainnya, sampai akhir hayat Mbah Nyai Madjid Ra masih selalu melaksanakan nadzarnya, yakni  syukuran dan selamatan dengan membuat KETAN KUNING setiap JUM'AT PAHING hari kelahiran Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra - Al-Ghouts Hadzaz Zaman Ra - Pengasuh Perjuangan Wahidiyah -
Sang Raja Kerajaan Kedunglo Al-Munadhoroh Kediri Jawa Timur zaman  ini.

Insya Alloh, dan mari kita selalu berdo'a, semoga Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh pada suatu saat nanti akan menjadi sebuah "KERAJAAN" yang sangat besar dan masyhur diseluruh penjuru dunia. Amiin !. Insya Alloh  !.

Demikian sekilas KISAH  NYATA  dan PETUAH INSPIRATIF yang sekali lagi Perlu Kita Tafakur (berfikir), Tadabur (merenungkan) Dan Muhasabah  (melakukan perhitungan) Bersama dan Perlu  Kita Ambil  Pelajaran, Pendidikan serta Mutiara Hikmahnya KISAH yg Terkandung Didalamnya.....yg kami  beri judul  :

"KANJENG ROMO KH.  ABDUL LATIF  MADJID  RA, GHOUTSU HADZAZ ZAMAN, SANG PUTRA KINASIH,  PUTRA "NADZAR" DAN SANG PUTRA MAHKOTA, YANG KINI   MENJADI "RAJA" DI KERAJAAN/PONPES KEDUNGLO AL-MUNADHOROH KEDIRI".   

Semoga tulisan ini besar manfaat, berkah dan asrornya bagi kita semuannya, sehinnga kita semakin TASLIM, semakin meningkat  rasa hidmah, mahabbah, ikroman , ta'dziiman  kepada Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid  Ra. AMIIN  !!!.

AL- FAATIHAH   3 x 

YAA AYYUHAL-GHOUTSU SALAAMULLOOH "  #
‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH

WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH " #
MUUSHILATIL LIL-HADLROTIL'ALIYYAH....... (3x)

Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan
Bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh
Dan arahkan pancaran sinar Nadroh-MU kepadaku Duhai Yaa Sayyidii
Radiasi batin yang mewusulkan aku sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku

YAA  SAYYIDII  YAA  AYYUHAL  GHOUTS   ...7 X... 

Duhai Pemimpin kami Duhai Ghoutsu Hadzaz Zaman ..

Al- Faatihah...!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL