PANGKAT PARA WALI-WALI ALLOH
Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh....
"Yaa Sayyidii... Yaa Rosulalloh
Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts"
"PANGKAT PARA WALI-WALI ALLOH"
Para wali Allah hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidupnya itu.
Inilah pangkat para wali Allah:
1. Qutub Atau Ghauts (1 abad 1 orang)
2. Aimmah (1 abad 2 orang )
3. Autad (1 abad 4 orang di 4 penjuru mata angin)
4. Abdal (1 abad 7 orang tidak akan bertambah dan berkurang apabila ada wali Abdal yang wafat Allah menggantikannya dengan mengangkat wali Abdal yang lain (Abdal = Pengganti). Wali Abdal juga ada yang waliyah-nya)
5. Nuqoba’ (Naqib ) (1 abad 12 orang diwakilkan Allah masing-masing pada tiap-tiap bulan)
6. Nujaba’ (1 abad 8 Orang)
7. Hawariyyun (1 abad 1 orang) wali Hawariyyun diberi kelebihan oleh Allah dalam hal keberanian, pedang (jihad) di dalam menegakkan agama Islam di muka bumi.
8. Rojabiyyun (1 abad 40 orang yang tidak akan bertambah dan berkurang. Apabila ada salah satu wali Rojabiyyun yang meninggal Allah kembali mengangkat wali Rojabiyyun yang lain. Dan Allah mengangkatnya khusus pada bulan Rajab dari Awal bulan sampai akhir bulan. Oleh karena itu dinamakan Rojabiyyun.
9. Khotam (penutup wali) (1 alam dunia hanya 1 orang) yaitu Nabi Isa A.S ketika ia diturunkan kembali ke dunia menjelang kiamat. Kala itulah Allah mengangkatnya kelak menjadi wali khotam (Penutup). Tidak ada wali setelahnya.
10. Qolbu Adam A.S (1 abad 300 orang)
11. Qolbu Nuh A.S (1 abad 40 orang)
12. Qolbu Ibrohim A.S (1 abad 7 orang)
13. Qolbu Jibril A.S (1 abad 5 orang)
14. Qolbu Mikail A.S (1 abad 3 orang tidak kurang dan tidak lebih, Allah selalu mengangkat wali lainnya apabila ada salah satu dari wali Qolbu Mika'il yang wafat)
15. Qolbu Isrofil A.S (1 abad 1 orang)
16. Rijalul ‘Alamul Anfas (1 abad 313 orang )
17. Rijalul Ghoib (1 abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib ada yang wafat, seketika juga Allah mengangkat wali Rijalul Ghoib yang lain. Wali Rijalul Ghoib merupakan wali yang disembunyikan oleh Allah dari penglihatan makhluk-makhluk bumi dan langit. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib tidak dapat mengetahui wali Rijalul Ghoib yang lainnya. Ada wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan jin mukmin. Semua wali Rijalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari rizqi alam nyata ini. Mereka mengambil atau menggunakan rizqi dari alam ghaib.
18. Adz-Dzohirun (1 abad 18 orang)
;
19. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah (1 abad 8 orang)
20. Khomsatur Rizal (1 abad 5 orang)
21. Rijalul Hanan ( 1 abad 15 orang)
22. Rijalul Haybati Wal Jalal ( 1 abad 4 orang)
23. Rijalul Fath (1 abad 24 orang) Allah mewakilkannya di tiap Sa’ah (Jam) wali Rijalul Fath tersebar di seluruh dunia. 2 orang di Yaman, 6 orang di negara Barat dan 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua jihat (arah mata angin)
23. Rijalul Ma’arijil ‘Ula (1 abad 7 orang)
24. Rizalut Tahtil Asfal (1 abad 21 orang)
25. Rizalul Imdad (1 abad 3 orang)
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun (1 abad 3 orang). Pangkat ini menyerupai pangkatnya wali Abdal.
27. Rojulun Wahidun (1 abad 1 orang)
28. Rojulun Wahidun Markabun Mumtaz (1 abad 1 orang ). Wali dengan maqom Rojulun Wahidun Markab ini dilahirkan antara manusia dan golongan ruhanny (bukan murni manusia). Beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan manusia. Wali dengan pangkat ini tubuhnya terdiri dari dua jenis yang berbeda. Pangkat wali ini ada juga yang menyebut "Rojulun Barzakh". Ibu dari wali pangkat ini dari golongan ruhanny Air. Innallah ala kulli syai'in qadir/ Sesungguhnya Allah SWT atas segala sesuatu berkuasa.
29. Syakhsun Ghorib (di dunia hanya ada 1 orang)
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy (1 abad 1 orang)
31. Rijalul Ghina (1 abad 2 orang). Sesuai nama maqomnya (pangkatnya) wali ini sangat kaya, baik kaya ilmu agama, kaya ma’rifatnya kepada Allah maupun kaya harta yang ditasharrufkan di jalan Allah. Pangkat wali ini juga ada waliahnya (wanita).
31. Syakhsun Wahidun (1 abad 1 orang)
32. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid (1 abad 10 orang)
33. Budala’ (1 abad 12 orang ) Budala’ adalah Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’ dari kata Abdal, tapi bukan pangkat wali abdal.
34. Rijalul Istiyaq (1 abad 5 orang)
35. Sittata Anfas (1 abad 6 orang) salah satu wali dari pangkat ini adalah Putra dari Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty.
36. Rijalul Ma’ (1 abad 124 orang ). Wali dengan pangkat ini beribadahnya di dalam air. Diriwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil: "Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai Tikrit di Bagdad, dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba-hamba Allah yang beribadah di sungai-sungai atau di lautan?”. Belum sampai perkataan hatiku tiba-tiba dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “Akulah salah satu hamba Allah yang ditugaskan untuk beribadah di dalam Air”. Maka aku pun mengucapkan salam padanya. Lalu dia pun membalas salam. Tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku."
37. Dakhilul Hizab (1 abad 4 orang). Wali ini tidak dapat diketahui Kewaliannya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani karena wali ini ada di dalam Hijabnya Alloh. Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia. Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para auliya' seperti diriwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani melaksanakan Thawaf di Baitullah, Makkah Mukarromah. Tiba-tiba Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani mukasyafah ke Lauhil Mahfudz. Dilihat di lauhil mahfudz, nama wanita ini tidak ada di barisan para wali-wali Allah. Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa wanita ini dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang waliyyah dengan maqom/pangkat Dakhilul Hizab "Berada di dalam hijabnya Allah". Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa berhusnudzon (berbaik sangka) kepada semua makhluq Allah.
Wallohua'lamu..... ( Copas dari Mas Asyrill al Ashror )
Komentar
Posting Komentar