Ringkasan Pengajian Kitab Al Hikam Ahad Pagi, 11/03/18

Ringkasan Pengajian Kitab Al Hikam Ahad Pagi, 11/03/18
_________
■ Seorang salik/pun murid (orang yg menghendaki wushul kepada Allah) ketika dalam perjalanan diberi tahu bahwasanya ada ilmu dan ma'rifat yang akan di berikan oleh Allah. Namun dalam wushul kepada Allah tidaklah berhenti pada ilmu dan ma'rifat itu sendiri.  Dikarenakan keduanya (ilmu dan ma'rifat) merupakan makhluq dan makhluq tidak boleh menjadi tujuan haqiqi. Karena tujuan haqiqi adalah ALLAH.
■ ilmu terbagi menjadi 2 macam
1. Kauniyah: ilmu yang membicarakan tentang pengertian ma'rifat itu sendiri, namun masih sebatas istilah dan wawasan keilmuan. Bahkan terkadang dalam menyampaikan bahasan ma'rifat pun masih banyak unsur pamrih dsb.
2. Ma'nawiyah: diberi mampu melihat bahwasanya ma'rifat itu suatu maqom yang tertinggi,  sehingga muncul keinginan untuk mencapainya (mencari kebenaran dan kehaqiqian ma'rifat.
Namun dalam hal yg kedua ini, banyak pula yang tergelincir hatinya.  Karena terhenti pada keinginan (ingin sampai pada Allah)  tapi lupa pada Allah sebagai tujuan asli dalam beribadah.
Hal yang demikian dalam sudut pandang orang 'aam (orang umum)  sudah mendapat pengakuan derajat yang tinggi,  namun dalam sudut pandang para 'aarifin., ini masih sebatas maqom karomah,  dan tidak akan mampu mencapai tingkat yg tinggi apalagi tingkat roisul muqorrobun (pimpinan orang2 yg dekat kepada Allah)
■ ilmu dan ma'rifat tergolong makhluk bangsa cahaya yang tetap terdapat kemungkinan sebagai hijab jika tidak berhati-hati
■ sesungguhnya hijab terdapat 2 macam:
1. Hijab nuroni (hijab bangsa cahaya) :ilmu, ma'rifat, tho'at, dsb
2. Hijab dhulmani (hijab bangsa gelap) :keinginan nafsu, dosa, kebiasaan nafsu, sifat-sifat nya nafsu yang sangat tebal.
Sifat-sifat seperti ini (bashariyah manusia) tidak akan hilang jika tidak dengan usaha dengan kesungguhan yang maksimal. Dengan kesungguhan yang demikian, hijab-hijab itu akan tersingkap.
■ Alloh menutup nur sirrinya para wali dengan keadaan lahiriyah pada diri wali tsb sebagai manusia, namun suatu ketika alloh mengangkat satir (tutup) itu,  maka tampaklah cahaya pada wali tersebut. Sebagaimana contoh hikayah syekh al athos Ra.,  beliau nampak hanya sebagai tukang pandai besi.  Kemudian guru dari imam al Ghazali Ra.,  beliau nampak sebagai tukang sol sepatu.
■ tutup (satir) ini di ciptakan Allah dengan sangat sempurna,sehingga kita tidak mampu menyadarikeberadaan satir tsb.
■ didawuhkan oleh beliau mushonnif hadzal kitab "satir-satir ini merupakan bentuk rahmat Allah kepada orang-orang mukmin.  Karena ketika rahasia-rahasia (asror)  para wali itu ditampakkan pada seseorang, niscaya akan sulit memahami kehaqiqian sirri tsb"
Karena belum mampunya memahami sesuatu yang agung,  jika dia ditampakkan. Maka akan terjadi 2 kemungkinan:
1. Berlebihan sehingga tidak bisa melihat jika dia (seorang wali) itu tetaplah makhluq.
2. Ingkar pada kewalian seseorang tsb.
■ maka dengan penjelasan di atas kita harus mewaspadai hijab-hijab yang ada (hijab nur dan hijab dhulmah) dan belajar memahami cahaya-cahaya kewalian.
■ serta tetap berdoa dan meminta sebagai wujud mematuhi perintah (ud'uunii astajiblakum) namun tetap berusaha tidak isyighol pada makhluq.

ma'an najakh
Segala kesalahan dalam rangkuman sepenuhnya dinisbahkan pada perangkum

Fb -KhusNi-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL