Tawasul

MARI KITA PRAKTEKKAN
BERTAWASUL, BERAUDENSI, SOWAN MENGHADAP ROSULULLOH SAW , MAKMUM DIBELAKANG GHOUTSU HADZAZ ZAMAN RA  MEMOHON SYAFAAT, TARBIYYAHNYA, BAROKAH, KAROMAH DAN NADZROH BELIAU, DENGAN ADAB TA’DZIM SEBAIK-BAIKNYA, ISTIHDHOR (MERASA HADIR), IFTIQOR (MERASA BUTUH SEKALI), INGKISAR, MERASA DHOLIM BERLUMURAN DOSA DIHADAPAN BELIAU ROSULULLOH SAW. MAKMUM DIBELAKANG GHOUTSU HADZAZ ZAMAN RA

AL-FAATIHAH………

“YAA SYAAFI’AL KHOLQIS SHOLAATU WAS SALAAM, ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM. WA ASHLAHUU WA RUUHAHUU ADRIKNII FAQOD DHOLAMTU ABADAW WAROBBINII. WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA, FA IN TARUDDA KUNTU SYAKH-SHON HAALIKA”.

“YAA SAYYIDII, YAA ROSUULALLOOH !” (3 kali).

“YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI, ‘ALAIKA ROBBINII BI IDZNILLAAHI, WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINNADHROH MUUSHILATIL LILHADHROTIL ‘ALIYYAH

AL FATIHAH......

DALIL MENCIUM TANGAN HABAIB, ULAMA, KIYAI DAN USTADZ.


> Kang Slimin

Boleh numpang tanya dan penerangan di malam gelap ini. . .

Mencium tangan kepada orang alim, guru, orang tua, mertua, orang lebih tua, dan di tuakan....???Mohon di genahkan. . . .!!!

 

JAWABAN :

 

> Masaji Antoro

 

Hukum mencium tangan orang ‘Alim, guru dan para kerabat yang lebih tua adalah sunnah dan dianjurkan sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat pada baginda nabi berdasarkan hadits dengan sanad yang shahih...

 

 وَيُسْتَحَبُّ تَقْبِيلُ يَدِ الْحَيِّ لِصَلَاحٍ وَنَحْوِهِ من الْأُمُورِ الدِّينِيَّةِ كَزُهْدٍ وَعِلْمٍ وَشَرَفٍ كما كانت الصَّحَابَةُ تَفْعَلُهُ مع النبي صلى اللَّهُ عليه وسلم كما رَوَاهُ أبو دَاوُد وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيدَ صَحِيحَةٍ وَيُكْرَهُ ذلك لِغِنَاهُ وَنَحْوِهِ من الْأُمُورِ الدُّنْيَوِيَّةِ كَشَوْكَتِهِ وَوَجَاهَتِهِ عِنْدَ أَهْلِ الدُّنْيَا لِخَبَرِ من تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِنَاهُ ذَهَبَ ثُلُثَا دِينِهِ

 

Dan disunahkan mencium tangan orang yang masih hidup karena kebaikannya dan sejenisnya yang tergolong kebaikan-kebaikan yang bersifat ‘diniyyah' (agama), kealimannya, kemuliaannya sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat pada baginda nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Abu Daud dan lainnya dengan sanad hadits yang shahih.

 

Dan dimakruhkan mencium tangan seseorang karena kekayaannya atau lainnya yang bersifat duniawi seperti lantaran butuh dan hajatnya pada orang yang memiliki harta dunia berdasarkan hadits “Barangsiapa merendahkan hati pada orang kaya karena kekayaannya hilanglah 2/3 agamanya”. [Asnaa al-Mathaalib III/114]

 

> Kang Slimin

Menyambunng fenomena lagi. . . Bolehkah santriwati mencium tangan kyai, atau santriwan mencium tangan bu nyai... dan pasnya di mana mencium itu, di dahi, hidung, pipi . . .?

 

 > Masaji Antoro

 

 وَيُسْتَحَبُّ تَصَافُحُ الرَّجُلَيْنِ وَالْمَرْأَتَيْنِ لِخَبَرِ ما من مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إلَّا غُفِرَ لَهُمَا قبل أَنْ يَتَفَرَّقَا رَوَاهُ أبو دَاوُد وَغَيْرُهُ نعم يُسْتَثْنَى الْأَمْرَدُ الْجَمِيلُ الْوَجْهُ فَيَحْرُمُ مُصَافَحَتُهُ وَمَنْ بِهِ عَاهَةٌ كَالْأَبْرَصِ وَالْأَجْذَمِ فَتُكْرَهُ مُصَافَحَتُهُ كما قَالَهُ الْعَبَّادِيُّ وَتُكْرَهُ الْمُعَانَقَةُ وَالتَّقْبِيلُ في الرَّأْسِ وَالْوَجْهِ وَلَوْ كان الْمُقَبِّلُ أو الْمُقَبَّلُ صَالِحًا

 

“Disunnahkan bagi dua orang laki-laki atau perempuan bersalaman ketika berjumpa berdasarkan hadits “Tidak dari dua orang muslim yang saat berjumpa kemudian saling bersalaman kecuali mereka diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah“ (HR. Abu Daud dan lainnya), dikecualikan saat berjumpa amraad (pria tampan yang tidak berkumis) maka haram berjabat tangan dengannya, begitu juga orang orang yang sedang menyandang penyakit menular, seperti lepra dan kusta maka makruh bersalaman dengannya sebagaimana yang diterangkan oleh al-Ubbaadiy.

Dan makruh saling berangkulan dan mencium kepala serta wajah saat bertemu meskipun orang yang mencium/yang dicium adalah orang shalih“. [Asnaa al-Mathaalib III/114].

 

>Dwi Cahyo

Iikut nyumbang : DALIL MENCIUM TANGAN HABAIB, ULAMA, KIYAI DAN USTADZ.

Mencium tangan para habaib dan ulama merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan agama. Karena perbuatan itu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mereka. 

 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunannya (juz II halaman 523, hadits nomor 524, cetakan ke I tahun 1410 H - 1990 M, Daar al Fikr Beirut Lebanon)dan Imam Thabrani dalam al Mu'jam al Ausathnya (juz I halaman 424, hadits nomor 425, maktabah syamilah), Sanad dan matannya sbb (al Mu'jam al Ausath) :

 

Telah menceritakan kami, Ahmad bin Khulaid, berkata, telah menceritakan kami, Muhammad bin Isa ath thabba', berkata, telah menceritakan kami Abdurrahman al A'naq, dari Ummu Aban bin al Wazi' bin al Zari', dari kakeknya, al Zari' dan beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, Ketika sampai di Madinah kami bersegera turun dari kendaraan kami, lalu kami mengecup tangan dan kaki Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam 

 

Atas dasar hadits ini, para ulama mensunnahkan mencium tangan para habaib, para kiyai, para ustadz dan para guru serta orang-orang yang kita hormati. 

 

Imam Nawawi berkata dalam kitab Raudhah juz X halaman 36, cetakan al Maktab al islami tahun 1412 H -1991 M) berkata:ِ

 

mencium tangan, jika karena kezuhudan dan kesalehan orangnya, atau karena ilmunya, atau mulianya, atau karena dia menjaga perkara keagamaan, maka hukumnya MUSTAHAB (disunnahkan) contohnya sebagaimana yang dilakukan oleh para pengamal solawat wahidiyah pada acara pasowanan

 

[27/10 20:52] Ricard All Hadisi: Semoga semakin menambah keyakinan kita bersama terutama diri saya pribadi.



Apakah Hukum Membaca mengamalkan Nidak Rosul  


“YAA  SAYYIDII  YAA  ROSUULALLOH”


 dan atau Nidak Ghouts   


“YAA  SAYYIDII  YAA  AYYUHAL  GHOUTS” 


Jawab

Sesungguhnya HUKUM MEMBACA/MENGAMALKAN nida’ (memanggil) Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dengan pangilan “Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh” adalah “BOLEH”.


Hal tsb tidak menyamakan antara Alloh dan Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana kaum Nashoro yang menjadikan para Nabi mereka sebagai Tuhan selain Alloh. 

Akan tetapi panggilan “Yaa Sayyidii Yaa  Rosulalloh” adalah penyebutan tawasul kepada Rosulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dan penyandaran majaz dengan mengambil pengertian usaha dan perantara mendapatkan syafa’at, dan melaksanakan perintah Alloh dan Rosul-Nya Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, sebagaimana firman Alloh dalam QS Al-Ma’idah 35 :


“Hai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) kepada-Nya” (QS. al-Maidah:35)



Maksudnya tidak ada wasilah kepada Alloh yang lebih dekat dan lebih agung dari pada berwasilah melalui Rosululloh  Shollallohu ‘Alaihi Wasallam.

Rosululloh  Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda :


“Bertawsullah kepadaku dan ahli keluargaku (para Al-Ghouts adalah termasuk keluarga Rosululloh SAW) kepada Alloh, karena sesungguhnya orang yang berwasilah itu tidak ditolak”. (HR. Ibnu Majah dalam Shohehnya).

[27/10 20:55] Ricard All Hadisi: Ibnu Abbas Rodliyalloohu Anhu berkata :

"Sesungguhnya wasilah itu adalah semua perkara yang mendekatkan diri kepada Alloh, dan menyebut/memanggil/mengingat  Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah termasuk ibadah”.

Karena sabda Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam :


“Menyebut/memangil/mengingat  kepadaku adalah ibadah”.


“Bersabda Rasuulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam : “Ingat (lebih-lebih menyebut) para Nabi termasuk ibadah, dan ingat (lebih-2 menyebut para sholihin (para Waliyulloh, misalnya : Yaa  Sayyidii  Yaa  Ayyuhal  Ghouts) adalah bayar kifarat, dan ingat mati adalah sedekah, dan ingat kubur mendekatkan kamu sekalian kepada surga”. (HR. Al-Dailami dari Mu’adz)



Maka nida’ “Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh” adalah merupakan nida’ atau panggilan langsung kepada Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang mengandung ma’na tasyafu’an (memohon syafa’at) yang dijiwai penerapan Lillah Billah, Lirrosul Birrosul, Lilghouts Bilghouts,  dengan ta’dhim dan mahabbah, tadholum dan iftiqhor (memulyakan, cinta, pernyataan diri dholim dan cetusan rasa butuh).

[27/10 20:59] Ricard All Hadisi: Adapun nida’ Al-Ghouts 


“Yaa  Sayyidii  Yaa  Ayyuhal  Ghouts”


 adalah merupakan nida’ atau panggilan langsung kepada Al-Ghouts Hadzaz Zaman Ra, yang mengandung ma’na memohon berkah, karomah dan nadhroh kepada Guru Ruhani kita Al-Ghouts Hadzaz Zaman Ra, yang dijiwai penerapan LILLAH BILLAH, LIRROSUL BIRROSUL LILGHOUTS BILGHOUTS dan dijiwai dengan ta’dhim dan mahabbah, tadholum dan iftiqhor (memulyakan, cinta, pernyataan diri dholim dan cetusan rasa butuh bantuan do’a restu Beliau Guru ruhani kita Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra).

Dengan demikian memanggil “Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh” kepada Beliau Rosul Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dan atau memanggil Yaa  Sayyidii  Yaa  Ayyuhal  Ghouts adalah suatu bentuk do’a tawassul, bentuk harapan dan memuliakan kepada kekasih Alloh yang termulia. 


Maka sudah sepantasnya bagi umat Islam, khususnya sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah memanggil kepada Beliau Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra dengan panggilan penghormatan dan memuliakan serta mahabbah yang semurni dan setinggi tingginya

Kenapa kita memanggil beliau dengan sebutan Romo yahi..?


memanggil dengan sebutan misal Syeh, Imam, Mbah Kyai Haji, Romo Yahi, Kanjeng Romo Yahi, atau memanggil jabatan Guru Ruhaninya seperti  Yaa  Ayyuhal  Ghouts……..dst…,  atau Yaa  Sayyidii Yaa  Ayyuhal  Ghouts..,

Sebutan-sebutan tersebut bukan lain adalaj untuk menghormat atau mengagungkan, atau memulyakan  dan mencintai kepada orang lain yang dianggap lebih terhormat dan berjasa atau lebih tua.


Jika kepada atasan saja kita harus hormat dan tidak boleh memanggil seeanak hati

maka sewajarnya kalau ummat Islam, khususnya para Pengamal Wahidiyah menggunakan sebutan GELARNYA atau Jabatannya untuk menghormat atau mengagungkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang sudah kita ketahiui bahwa Beliau Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah semulia-mulia manusia, sebaik-baik makhluk dan orang yang bisa dipercaya lebih dari manusia yang lain di sisi Alloh Subhaanahu wa ta’aala. 

Penghormatan seperti itu adalah wajar, karena memang Beliau pantas untuk menerima GELAR penghormtan atau pengagungan dari ummatnya hal ini adalah pelaksanaan perintah Alloh Subhaanahu wa ta’aala. Jangankan manusia, Alloh SWT sendiri telah memuji kepada Rosululloh SAW seperti dalam Firman-NYA :

Dan sesungguhnya bahwa Engkau (Nabi Muhammad SAW) berbudi pekerti luhur. (QS. Al Qolam : 4 )

Ayat di atas menunjukan bahwa Alloh sebagai Kholiq saja telah mengagungkan dan memulyakan Nabi Muhammad SAW dengan pujian seperti itu, apalagi kita sebagai ummat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sudah semestinya, bahkan seharusnya  juga mengagungkan, memulyakan dan mencintai  kepada Beliau Rosululloh SAW. 

Bagaimana seseorang harus bersikap kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, Alloh telah memberikan perintah melalui Firman-NYA dalam Al-Qur’an An-Nur : 63 

“Dan Janganlah kalian memanggil Rosuulalloh sebagai mana kalian memnggil koncomu dewe

Rosuulalloh SAW mendawuhkan

*Hidup dan matiku adalah kebaikan bagi kamu sekalian. Adapun semasa hidup-ku, maka aku memberikan tuntunan berbagai sunnah dan syari’at kepada kamu sekalian. Sedangkan semasa aku mati, maka sesungguhnya semua amal-mu sekalian diperlihatkan oleh Alloh kepada-ku. Maka apa saja yang aku lihat dari padanya kebaikan, aku memuji kepada Alloh atas kebaikan itu, dan apa aku melihatnya keburukan, maka aku memohonkan ampunan kepada Alloh kepada kamu sekalian (HR. Al-Bazzar dari Abdulloh bin Mas’ud derngan sanad yang shohih)*



Maka dengan demikian, menurut kitab Showi hal 161 bahwa :


*Maka barang siapa berkeyakinan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam itu tiada bermanfaat sesudah wafatnya, bahkan Beliau Rosuulalloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dianggap seperti manusia biasa, maka orang seperti itu sesat dan meyesatkan*


dhollun mudhillun

Sesat dan menyesatkan

Hidayah Allah bisa datang melalui apa saja. Bukan pada hal hal yang kita anggap baik saja.


Kadang pesan/hidayah Allah bisa datang melalui sakit sehingga orang yang sedang dilanda sakit justru tumbuh rasa pertobatannya.


Bahkan hidayah dari Allah kadang datang pada hal2 yang kita anggap sepele. Seperti lemper yang dibungkus dengan daun pisang, kadang pada toples2 makanan. Kadang juga pada seokor lalat atau kecoa....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL