Fatwa amanat Hadhrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid RA, Mujahadah Kubro Muharram 1438 H

📚📖📚📖📚📖📚
Ilmu laduni itu ada.
Dan ilmu laduni tidak hanya diberikan kepada Wali-wali-Nya Alloh.
Semua orang diberi laduni.
Bahkan kita itu, lahir cêprot, sudah diberi laduni.
Tanpa belajar.
Ilmu laduni itu pengertiannya : ilmu-Nya Alloh yang diberikan kepada hamba-Nya, bilaa washitotin, tanpa perantaraan.
Apa itu belajar, membaca, menulis, mendengar.
Diberi.
Jangan dikira ini hanya Wali-wali-Nya Alloh.
Tidak.
Setiap manusia juga diberi laduni yang tanpa kita sadari.
Hanya kadarnya yang tidak tinggi.
Ada yang menonjol.
Ada yang thobi'ah.
Misalkan bayi lahir, dia lapar, menangis.
Siapa yang mengajarkan ?
Itu hidayatuth thobi'i.
Hidayah thobi'ah.
Hidayatul 'ilmi, bukan 'aqli.
Ada 'ilmul fikri, ada 'ilmuth thobi'i.
Ilmu Fikri, faham.
Oh begini, begini, faham.
Tapi kalau hidayah thobi'i, ingin saja dia.
Hanya ingin.
Tapi tidak mengapa ini.
Hanya ingin saja.
Tapi siapa yang menggerakan hatinya ingin ?
Itulah hidayah-Nya Alloh SWT.
Maka jangan berkecil hati.
Alloh akan memberikan laduni-laduni itu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan ukuran manusia.
Bahkan Einstein itu, menurut kajian saya, dia dapat laduni juga.
Yang sekarang menjadi Bapak Pengetahuan Dunia abad ke-20.
Itu dulu S-1 dan S-2 bukan orang yang pandai.
Orang yang bodoh.
Bahkan ketika S-2, dia melamar pekerjaan di Swiss, ditolak oleh suatu perusahaan.
Karena bodoh dia.
Kalau pandai, pasti diterima.
Itulah Einstein, yang semua mengagumi keilmuannya.
Bapak Pengetahuan abad ke-20 adalah Einstein.
Tapi mengapa ketika dia melamar kerja di Swiss, dia ditolak ?
Karena dia dianggap tidak mampu.
Natijahnya, saat itu dia masih bodoh.
Ketika setelah S-3, sesuai dengan usianya, dia mulai menekuni tentang agama.
Mungkin agama dia bukan Islam. Menekuni.
Dan Alloh akan memberikan di mana saja.
Orang Katholik pun diberi kalau sungguh-sungguh.
Maka Mbah Yai mengatakan : Lillah Billah itu bukan hanya milik Islam. Semua umat manusia diberi Lillah Billah. Dan berhak memakai Lillah Billah.
Itu Mbah Yai.
Karena Lillah itu ibadah.
Setiap orang yang punya agama, dia beribadah.
Maka jika dia berniat ibadah, jadilah dia.
Ini Mbah Yai.
Teorinya, Einstein kemudian difutuh.
Maka setelah S-3 itulah, dia jadi.
Dia mungkin diberi dua, ada hidayatuth thobi'i, atau insting, ada hidayatul fikri, atau 'aqli.
Hidayah yang pertama, hidayatuth thobi'i, hatinya bergerak, namanya feeling.
Orang yang feeling-nya mati, dia tidak bisa.
Orang yang pertama, feeling.
Feeling-nya tinggi.
Diikuti akal dan fikirannya.
Pertama kali orang pasti diberi hidayah-hidayah thobi'i.
Hidayah feeling ini.
Kemudian diberi hidayah fikri wal 'aqli, dengan kajian ilmu dan akal.
Maka Einstein menemukan ini, menemukan ini, menemukan ini.
Para hadirin-hadirot yang kami hormati.
Natijahnya, wahai anak-anakku remaja, juga para ibu, jangan takut kita tidak punya ilmu.
Semua sudah disediakan Alloh.
Jika kita betul-betul,
*wal ladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subuulanaa*,
Jika bersungguh-sungguh, akan diberi oleh Alloh SWT.
(Fatwa amanat Hadhrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid RA,
Mujahadah Kubro Muharram 1438 H,
Jumat 21 Oktober 2016,
Majalah Aham edisi 130 | Robi'ul Awwal 1438 H)
📚📖📚📖📚📖📚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL