Kiblat Hakikat adalah Mursyid

Kiblat Hakikat adalah Mursyid

Menghadapkan wajah kepada ka’bah sebagai syarat utama di dalam syariat dan merasakan getaran Ilahi di dalam Qalbu, maka seorang yang ingin memasuki alam hakikat wajib memiliki pembimbing rohani, wajib memfokuskan pandanganya kepada Mursyid yang membimbing rohaninya menuju kehadirat Allah SWT._

Junaidi Al-Baghdadi berkata, *“Makrifat kepada Guru Mursyid adalah mukadimah Makrifat kepada Allah”,*

Mengenal Guru Mursyid adalah awal atau pembuka dalam mengenal Allah SWT.

Berzikir tanpa adanya pembimbing maka seseorang tidak akan sampai kepada alam hakikat, akan tersesat ditengah perjalanan. Abu Yazid mengingatkan akan bahaya orang yang menuntun ilmu hakikat tanpa memiliki guru, hanya dengan membaca atau mendengar.
  “Barangsiapa yang menuntun ilmu tanpa memiliki Syekh, maka wajib setan Syekh nya”.

Guru dan Mursyid itu sebenarnya dua unsur yang terpisah, yang satu berhubungan dengan jasmani dan yang satu lagi berhubungan dengan rohani. Guru akan membimbing jasmani para murid, mengajarkan tentang kebaikan, memberikan arahan tentang tata cara ibadah yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Mursyid adalah pembimbing rohani murid. Mursyid adalah rohani Guru yang telah diberi izin oleh Guru sebelumnya dan jalur keguruannya bersambung sampai pada Rasulullah SAW sehingga hakikat izin yang diterima oleh Guru Mursyid adalah berasal dari Rasulullah langsung untuk membimbing ummat menuju kehadirat Allah swt. Mursyid ini sering disebut sebagai khalifah Rasul, yang melayani ummat dengan membimbing mereka secara zahir dan bathin.

Karena Guru dan Mursyid itu berkumpul dalam satu pribadi maka sering disebut dengan Guru Mursyid atau Syekh Mursyid. Guru Mursyid sudah pasti harus mempunyai kualitas seorang Wali Allah, dan seorang Wali Allah belum tentu mempunyai kualitas sebagai Mursyid, banyak Wali Allah yang ilmu diperolehnya bukan untuk disebarkan tapi cukup untuk diamalkan sendiri.

Imam al Ghazali berpendapat bahwa sangat penting bagi seseorang yang menempuh perjalan rohani mempunyai seorang Guru Mursyid yang membimbing agar tidak tersesat sebagaimana yang beliau kemukakan :

“Di antara hal yang wajib bagi para salik yang menempuh jalan kebenaran adalah bahwa dia harus mempunyai seorang Mursyid dan pendidikan spiritual yang dapat memberinya petunjuk dalam perjalanannya, serta melenyapkan akhlak yang tercela. Yang dimaksud pendidikan di sini, hendaknya seorang pendidik spiritual menjadi seperti petani yang merawat tanamannya. Setiap kali melihat batu atau tumbuhan yang membahayakan tanamannya, maka dia langsung mencabut dan membuangnya. Dia juga selalu menyirami tanamannya agar dapat tumbuh dengan baik dan terawat, sehingga menjadi lebih baik dari tanaman lainnya. Apabila engkau telah mengetahui bahwa tanaman membutuhkan perawat, maka engkau akan mengetahui bahwa seorang salik harus mempunyai seorang mursyid. Sebab Allah mengutus para Rasul kepada umat manusia untuk membimbing mereka ke jalan lurus. Dan sebelum Rasulullah SAW`wafat, Beliau telah menetapkan para Khalifah sebagai wakil Beliau untuk menunjukkan manusia ke jalan Allah. Begitulah seterusnya, sampai hari kiamat. Oleh karena itu, seorang salik mutlak membutuhkan seorang Mursyid.”

4⃣_*Kiblat ke 4 adalah Allah.*_
Syariat mengajarkan kita untuk menghadap kepada Ka’bah yang kita yakini sebagai Baitullah (Rumah Allah), kemudian setelah belajar metode mengenal Allah yaitu Tarekat maka diperkenalkan kepada kita Qalbu sebagai fokus dalam berzikir, kemudian ketika akan memasuki alam hakikat kita tidak boleh melupakan Mursyid yang wajahnya ada Nur Allah sehingga kita tidak bisa diperdaya oleh musuh semua manusia yaitu Setan. Atas bimbing Guru Mursyid itu kemudian kita mencapai tahap makrifat mengenal Allah SWT.

Ketika telah *mencapai tahap makrifat* maka fokus kita bukan lagi kepada *ka’bah, Qalbu ataupun Guru Mursyid* akan tetapi *langsung kepada Allah SWT.*

Kalau kita lihat sekilas tidak ada perbedaan antara *syariat, tarekat, hakikat dan makrifat* karena memang *ke 4 pilar Islam* ini pada hakikatnya satu. Orang yang masih dalam tahap syariat atau sudah mencapai tahap makrifat cara beribadahnya sama, tidak ada beda sama sekali, yang membedakan hanya diketahui oleh masing-masing individu.

Nabi mengatakan, *“Awaluddini Makrifatullah”* artinya awal beragama itu mengenal Allah. Orang sudah bisa digolongkan kepada orang yang beragama kalau sudah mengenal Allah sudah mencapai tahap makrifat. Sebelum mencapai tahap makrifat maka orang masih dalam tahapan belajar agama belum termasuk orang yang sudah beragama.

Begitu pentingnya makrifat ini sehingga Rasulullah berulang kali mengingatkan kita dalam hadist-hadist Beliau.

*Orang yang tidak mencapai tahap makrifat, tidak mengenal Allah dengan baik maka segala ibadahnya akan tertolak.*

*_Syahadat-nya akan tertolak, shalatnya akan tertolak, puasanya tidak diterima apalagi hajinya, semua ditolak oleh Allah._*

Syahadat adalah ucapan atau sumpah kita untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Kita telah bersaksi artinya kita berani mengucapkan sumpah kalau kita telah menyaksikan apa yang kita ucapakan. Kita telah menyaksikan benar ada Dzat Allah yang Maha Agung, yang tidak serupa dengan makhluk sehingga dalam ibadah selanjutnya kita bisa membedakan mana Tuhan dan mana makhluk. Ini hal yang sangat pokok yang harus diketahui oleh segenap muslim diseluruh dunia *agar ibadahnya tidak sia-sia*.

Orang yang beribadah tidak mengenal Allah, tidak benar-benar bisa menyaksikan Wajah Allah yang Maha Agung maka selamanya kiblat dan sembahannya adalah ka’bah, sajadah atau dinding mesjid.

Alangkah ruginya ibadah yang dilakukan bertahun-tahun dalam jumlah yang begitu banyak ternyata di tolak oleh Allah.

*Harus di ingat bahwa shalat adalah ibadah yang mempunyai kedudukan yang istimewa sehingga di akhirat nanti yang pertama sekali di periksa adalah shalat,* kalau shalatnya tidak benar maka Allah tidak memeriksa ibadah yang lain, seluruh ibadah akan tertolak dengan sendirinya.

Shalat yang ditolak oleh Allah adalah shalat yang dilakukan oleh *hati yang lalai* dalam mengingat Allah. Lalai yang dimaksud bukan masalah tepat waktu atau tidak.
*Lalai* yang dimaksud adalah hatinya *tidak mengingat Allah* sama sekali di dalam shalatnya.

Shalat atau ibadah apapun yang kita kerjakan *tanpa Ikhlas* akan langsung tertolak, tidak diterima oleh Allah. Bagaimana mungkin hati bisa ikhlas kalau di dalam hati masih bersemayam setan dan bala tentaranya. Kita tidak pernah fokus untuk menghilangkan segala macam tentara Iblis yang ada dalam diri.

Shalat, membaca Al-Qur’an dan ibadah lain tidak akan bisa menghilangkan setan yang ada dalam diri yang telah bersemayam sejak manusia lahir ke dunia. Tidak ada manusia yang mampu melawan setan. Jangankan setan dewasa atau abang setan, anak setan yang masih kecil pun tidak bisa kita lawan. Bagaimana mau kita lawan, Iblis itu tamatan universitas langit, berguru langsung kepada Allah, umurnya jutaan tahun, bisa keluar masuk surga, sedangkan kita?

Maka manusia yang merasa mampu melawan Iblis atau setan termasuk manusia sombong yang belum mengenal dirinya. Kalau kita menyaksikan ada orang yang menaklukkan hantu, atau ada acara  mengusir hantu dan lain-lain, saya curiga itu ibarat maling teriak maling atau ibarat jeruk minum jeruk. Orang yang taat kepada Allah dan telah mengenal Allah serta telah mengalami kemenangan dalam shalat dan ibadahnya tidak akan pernah mau berhubungan dengan hantu apalagi pakai acara mengusir hantu segala.

Kembali kepada Iblis, yang ditakuti oleh Iblis hanyalah Allah, hanya Kalimah Allah yang Maha Tinggi, hanya itu yang ditakuti, selebihnya tidak. Kalimah Allah yang ditakuti oleh Iblis adalah yang asli, yang berasal dari Allah, bukan tiruan. Kalimah Allah yang mana? Kalimah Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara yang getarannya mampu menghancurkan bala tentara Iblis dalam diri manusia.

Tentang Kalimah Allah atau nama Allah ini saya ceritakan dalam ilustrasi berikut yang mungkin tidak sepenuhnya persis paling tidak untuk lebih mudah dipahami.

Nama Presiden Republik Indonesia saat ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau akrab di panggil dengan SBY. Nama Presiden ini membuat kekuatan hukum yang luar biasa, bukan hanya nama, tanda tangan dan apapun yang berhubungan dengan presiden mempunyai kekuatan hukum dan dihormati oleh segenap rakyat Indonesia. Pertanyaannya apakah nama presiden atau tanda tangannya bisa ditiru? Jawabnya sangat bisa. Tapi apakah nama yang ditiru serupa dengan nama SBY itu mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan nama asli? Jawabannya Tidak. Mungkin di kampung pak SBY di pacitan sana atau disekitar Jawa Timur ada orang yang memiliki nama persis seperti Beliau, Susilo Bambang Yudhoyono dan juga dipanggil dengan SBY, apakah orang yang serupa ini mempunyai pengaruh di Indonesia? Jawabanya tidak.

Nama Presiden melekat dengan jabatan yang disandangnya, tidak bisa dipisahkan walau se detik pun selama dia menjabat sebagai presiden. Kalau presiden mengeluarkan perintah yang resmi diumumkan dan dicatat pada lembaran negara akan menjadi undang-undang yang dipatuhi oleh segenap lapisan masyarakat dan berlaku untuk seluruh Indonesia. Seluruh angkatan bersenjata akan mendukung apa yang di ucapkan oleh presiden. Siapapun yang menentang kebijakan Presiden akan berhadapan dengan seluruh aparat negara yang selalu siap mengamankan perintah presiden. Menghina presiden berarti menghina negara dan anda siap-siap berhadapan dengan hukum, bisa jadi anda akan dipenjara.

Pertanyaannya, apakah orang yang nama serupa dengan Presiden RI tadi, namanya juga SBY bisa mengeluarkan power seperti kekuatan yang dimiliki oleh presiden RI? Tentu saja tidak. Kalau Presiden mengumumkan harga BBM naik maka seluruh Indonesia akan berlaku, dan seluruh aparat keamanan ikut mendukung. Tapi kalau yang umumkan kenaikan BBM itu presiden palsu atau nama yang mirip dengan presiden tentu saja akan menjadi bahan tertawaan.

Maka harus direnungi secara mendalam, jika bacaan Al-Qur’an dan sebutan Allah yang anda ucapkan lewat mulut tidak memberikan efek apa-apa kepada setan dan Iblis bahkan setan malah tersenyum mendengarnya, itu barangkali karena anda hanya mengucapkan nama tanpa dikuti oleh Sang Pemilik Nama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL