Menangis lah

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH.
Sungguh dunia ini tidak pantas untuk ditangisi. Sungguh dunia ini tidak layak untuk ditakuti. Dunia ini hanya sebentar. Penuh permainan dan sendau gurau semata. Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Fana. Semuanya akan kembali kepada-Nya. Siapapun dia. Pejabat. Orang kaya. Orang miskin. Ulama. Bahkan penjahat sekalipun. Semuanya akan kembali. Oleh karena itu, tidak layak kita menjadikan dunia lebih berat dari akhirat. Akhirat harus lebih utama dan dijadikan tujuan.

Namun, sebagai manusia yang hidup di dunia pasti punya banyak khilaf dan alpa. Setan menggoda dengan segala cara. Seharusnya kita mengkhawitir diri kita. Jangan-jangan amal saleh kita tidak diterima. Jangan-jangan dosa kita menggunung dan tak terampuni. Sungguh kita bukanlah orang maksum yang terlepas dari segala dosa dan nista. Kita bukanlah para nabi yang telah dijamin surga dan terbebas dari segala dosa. Masih sanggupkah kita tertawa? Tidakkah kita menangis dan berharap ampunan dan rahmat dari-Nya? Ah, manusia. Sungguh bodoh, Makhluk yang tak tahu diri.

❄💦❄💦❄💦❄
Dawuh Hadhrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid RA :
Para bapak ibu yang kami hormati.
Di samping itu, dilatih, kita menangis.
Mengapa menangis ?
Di Al Quran dikatakan :
​fal yadh hakuu qoliilaw wal yabkuu katsiiron​.
Tertawalah yang sedikit, menangislah yang banyak.
Di dunia tempat menangis.
Di akhirat tempat tertawa.
Barangsiapa yang di dunianya banyak menangis, maka di akhirat banyak tertawa.
Menangis karena takut kepada Alloh.
Menangis karena dosa.
Menangis karena memohon pertolongan Alloh.
Tapi barangsiapa yang di dunia tertawa dengan kekayaannya, dengan hartanya, dengan pengaruhnya, dia akan menangis besok di yaumil akhiroh.
Sekarang sama-sama, kita ingin jadi orang yang menangis, atau yang tertawa ?
Ini ajaran para Sahabat terdahulu.
Kalau Kanjeng Nabi ndungo, nangis.
Ada yang semaput juga, banyak, ketika Nabi berdoa.
Kalau dulu, anda ke Makkah, haji, banyak menangis di makam Nabi.
Kalau sekarang, orang asing dengan menangis.
Masya Alloh.
Bagaimana dia nanti kalau menangis di akhirat ?
Nabi-nabi ahli menangis semua.
Ulama-ulama besar, para Wali-Nya Alloh, semua ahli menangis.
Tapi kita sekarang asing dengan menangis.
Malah menganggap agama lain, agama kafir.
Semua agama, bukan Islam saja yang mengajarkan menangis kepada Alloh.
Maka di Islam ada menangis.
Di Katholik ada menangis.
Di Hindu ada menangis.
Di Budha ada menangis.
Semua ada menangis.
Jadi jangan asing.
Jangan diplintar-plintir.
Maaf ini.
Ini sesungguhnya semua agama mengajarkan menangis.
Semua agama mengajarkan minta maaf kepada Tuhannya.
Malah kita yang sulit menangis.
Ingat dosa saja jarang.
Bagaimana bisa menangis ?
Dikatakan, orang yang beriman kepada Alloh, jika dibacakan ayat-ayat Alloh yang mengancam, ia gemetar, dan menangis.
Hanya iblis kalau dibacakan Al Quran yang tertawa-tawa.
(Mujahadah Nisfussanah di Sampang, 26 Agustus 2017, Majalah Aham edisi 135 | Muharram 1438 H).
❄💦❄💦❄💦❄

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL