WASILAH Rosululloh SAW


YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !

WASILAH Rosululloh SAW

Penjelasan/Tafsir Al-Quran,
Surat An-Nisaa Ayat 64
64. wamaa arsalnaa min rasuulin illaa liyuthaa'a bi-idzni (al)laahi walaw annahum idz zhalamuu anfusahum
jaauuka fa(i)staghfaruu (al)laaha wa(i)staghfara lahumu (al)rrasuulu (QS. AN-NISA' Ayat ke 64).
Artinya:
64. Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya
jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu (Rosululloh SAW), lalu mereka memohon ampun
kepada Allah, dan Rasulpun (Rosululloh SAW) memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati
Allah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (4: 64)
Bila ayat-ayat sebelumnya mengajak umat Islam untuk tidak meladeni orang-orang Munafik yang tidak ingin
menjadikan Rasulullah Saw sebagai hakim mereka saat berselisih, maka ayat ini menjelaskan sebuah
masyarakat Islam yang ideal. Di mana dalam masyarakat ideal ini, rakyatnya beriman kepada Allah Swt dan
ketaatan mereka kepada Rosul pemimpinnya begitu kuat dan kokoh . Sementara mereka yang terlanjur jatuh ke
jurang kesesatan, kemaksiyatan dan penyimpangan, kemudian mereka menyesali perbuatannya, menyesali
dosa-dosanya dan kemudian mereka memohon ampun kepada Allah Swt lewat/wasilah/perantara Rosululloh
SAW pemimpinnya. Rasulullah Saw pun sebagai pemimpin memohonkan ampunan dihadapan Alloh SWT untuk
mereka, maka Alloh SWT akan menerima taubat dan istighfar mereka sebab syafaat Rosul-Nya.
Ketika mereka memohon ampun kepada Allah Swt lewat/wasilah/perantara Rasulullah Saw, maka sudah barang
tentu Allah pasti mengabulkan doa Rosul-Nya. Bila Allah mengabulkan doa Beliau Rosululloh SAW, dengan
sendirinya permohonan ampun mereka juga diterima oleh-Nya. Tidak hanya Rasulullah Saw saja yang
mendoakan mereka, tapi para malaikat juga mendoakan mereka yang memohon ampunan-Nya.
Dalam al-Quran ada dua tempat yang menyebutkan tentang permintaan istighfar dan mendoakan para manusia
yang dilakukan oleh para Malaikat.
Pertama, dalam surat as-Syuura ayat 5 disebutkan tentang permintaan istighfar yang dilakukan oleh para
malaikat kepada ummat dan masyarakat, "... dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan
memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi..." dan permintaan ampunan khusus untuk orang-orang
Mukmin seperti yang disebutkan pada surat al-Mu'min ayat 7, "(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan
malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman...".

Dari ayat QS An-Nisa' ayat 64 tadi terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik :

1. Tujuan dari pengutusan para Nabi dan Rosul adalah menuntun ummat masyarakat lewat cara menaati
Nabi/Rosul mereka.
2. Ketaatan hanya khusus untuk Allah, bahkan ketaatan kepada Rosululloh SAW juga harus mendapat izin Allah,
bila tidak ada izin dari Alloh, maka ketaatan itu menjadi perbuatan syirik. (Harus Lillah Billah, Lirrosul Birrosul);
3. Taubat akibat meninggalkan pemimpin (Rosululloh SAW) adalah kembali kepada Alloh dan Rosul-Nya.
4. Meninggalkan ketaatan kepada Rosululloh SAW dan menaati taghut (nafsu) merupakan kedzaliman terhadap
derajat kemanusiaan dari manusia itu sendiri.
5. Hubungan manusia dengan Rosululloh SAW harus kokoh, harus mutabaah selalu, baik itu orang mukmin atau
fasik. Seorang mukmin untuk mendapatkan hidayah taufiq-Nya, sementara orang fasik untuk mendapatkan
syafaat dan tarbiyyahnya.

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurod Mujahadah bilangan 717

AURAD MUJAHADAH KEUANGAN

AUROD MUJAHADAH KEAMANAN DLL